Oktober 23, 2014

MUSEUM KERATON SUMENEP




Kraton Sumenep adalah warisan budaya Sumenep, yang masih ada hingga saat ini dan telah berkembang menjadi sebuah Museum yang bisa bebas dikunjungi.
Museum Sumenep terbagi menjadi tiga bagian Museum. Bagian pertama disebut Museum Kencana Kraton. Museum ini terdapat dua buah kereta kencana raja dan barang antik koleksi kerajaan berupa kursi pertemuan dan tempat tidur raja. Dulunya bangunan ini digunakan sebagai garasi kereta Sultan Abdurrahman yang berkuasa pada tahun 1811-1854. Disebutkan bahwa, salah satu kereta kencana yang ada merupakan hadiah dari Ratu Kerajaan Inggris, sementara yang lainnya merupakan buatan lokal. Selain itu di dalam museum kencana ini disimpan juga ukiran yang melambangkan perdamaian dan kerjasama yang seimbang antara masyarakat Madura di Kraton Sumenep dengan Eropa, Cina dan Arab.
Museum bagian kedua, adalah kantor raja yang biasa disebut kantor 'Koneng'. Kata Koneng, dalam logat Madura mengandung arti Kuning. Hal ini juga mendukung dua fakta yang ada, bahwa dinding kantor Raja ini memang berwarna kuning dan 'Koneng' juga mengindisikasikan kulit para anggota keluarga Keraton yang kuning langsat. Rakyat menyebut para putri raja di Sumenep sebagai 'putri koneng', yang artinya 'putri raja' sekaligus juga berarti 'putri berwarna kulit kuning'.
Pada Museum bagian ketiga, adalah gedung tempat meditasi raja. Di dalam museum ini tersimpan Al Quran hasil tulisan tangan dari Sultan Abdurrahman yang menurut sejarah diselesaikan hanya dalam satu hari. Tersimpan juga beberapa ikat daun lontar kering yang di dalamnya terdapat tulisan tangan oleh Sultan Abdurrahman. Isinya berupa ajaran-ajaran Islam dan tradisional rakyat Sumenep dalam huruf-huruf Jawa. Pada bangunan utama Keraton, terdapat Pendapa Agung yang dulunya merupakan ruangan pusat kegiatan raja. Pada saat ini Pendapa Agung sering digunakan sebagai tempat diselenggarakannya acara kedinasan kabupaten seperti menyambut tamu penting dan serah terima jabatan pemerintahan. Kraton Sumenep yang dahulunya adalah tempat tinggal raja tidak dibuka untuk umum. Di dalamnya terdapat kamar tidur raja, kamar tidur permaisuri, juga kamar tidur mertua raja. Sekarang ruang-ruang tersebut masih terawat dengan baik dan bahkan sengaja ditata seolah masih dipergunakan oleh keluarga kerajaan.
Bangunan lain adalah Taman Sare dan Labang Mesem. Taman Sare adalah tempat pemandian putri raja, sedangkan Labang Mesem adalah pintu gerbang utama untuk memasuki kawasan kraton. Kata "Labang" berarti "lawang" atau pintu, sementara "mesem" berarti senyum. Pintu gerbang ini dinamakan demikian karena dahulu di kedua sisi pintu dijaga oleh orang-orang kerdil yang menyambut pada pendatang dengan ramah dan penuh senyum.
Biaya karcis untuk memasuki museum keraton ini relatif murah, hanya Rp. 1.000,- bagi anak kecil, sedangkan bagi orang dewasa hanya Rp. 2.000,- saja.

3 komentar:

  1. fotonya terlalu sedikit,..penjelasannya kurang detail.?

    BalasHapus
  2. taufiq hidayat dan chairul andiansyah : iyaa mas... makasiih atas sarannya..!! :)

    BalasHapus