Pantai
Lombang adalah salah satu pantai yang
terletak di kabupaten Sumenep,
Madura. Pantai ini tepatnya terletak di sebelah timur Sumenep, kira-kira 25km
dari Kota Sumenep tepatnya di Kecamatan Batang-Batang
kabupaten sumenep. Pantai Lombang merupakan salah satu wisata alam
unggulan yang ada di Bumi Sumekar. Di pantai ini, selain deburan ombak yang
cukup tenang dan pasir putih yang sangat halus, para pengunjung juga akan
disuguhi dengan rimbunnya pohon cemara
udang yang berjajar mengikuti garis bibir pantai. Tentunya sudah terbayang kan
bagaimana indahnya pantai lombang ini.
Untuk mencapai lokasi, wisatawan
dapat memanfaatkan angkutan umum, persewaan mobil, atau menyewa ojek dengan
waktu tempuh sekitar satu jam perjalanan. Bila Anda berdomisili di luar Pulau
Madura, Anda dapat menyeberang melalui Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya menuju
Pelabuhan Kamal, Bangkalan Madura dengan kapal ferry atau bisa melewati jembatan
suramadu. Dari Bangkalan, Anda dapat menggunakan angkutan umum menuju Kota
Sumenep. Biaya karcis untuk memasuki pantai ini relatif murah. Jika hari biasa
adalah Rp 15.000 per orang, sedangkan jika hari libur adalah Rp. 20.000 - Rp.
25.000 per orang.
Sejarah
tumbuhnya pohon Cemara Udang
Cemara Udang adalah tumbuhan khas
dari pantai ini, konon menurut sebagian besar masyarakat tumbuhan ini hanya
tumbuh di Pantai Lombang dan beberapa pantai di perairan laut Tiongkok. Sejarah penyebaran pohon cemara
udang di wilayah perairan Sumenep erat kaitannya dengan ekspedisi besar
kekaisaran negeri Tiongkok dalam mengarungi perairan nusantara pada abad 15
yang dipimpin oleh Jenderal The Ho (Sampo Thai Kam), Jenderal Ma’huan dan
Jenderal Ong Keng Hong, ketiganya juga dikenal dengan sebutan SAM PO TOA LANG
yang artinya Tiga Pendekar Besar dan dalam logat Jawa kuno dikenal dengan nama
Dempo Awang.
Muhibah tersebut membawa kapal
sebanyak 62 armada, dengan pasukan perang 27.800 orang, konon muhibah besar itu
merupakan suatu pelayaran terbesar kala itu. Bila berlayar seakan menutup
keluasan lautan yang dilewatinya, banyak para negara tetangga yang merasa takjub
dan khawatir. Kelihatannya memang seolah Kaisar daratan China memamerkan kekuatannya kepada
negeri-negeri tetangga dan menunjukkan bahwa dirinya sebagai negara super
power, adigang adigung adiguno, seolah tidak ada negara lain yang bisa
melindunginya.
Tapi sesampainya di laut Jawa, salah
satu kapal induk membentur batu karang sampai hancur, dg kejadian tsb Jenderal
Ong Keng Hong selaku jurumudi utama meninggal dunia, kemudian semua armada
dirapatkan ke pantai, maka tempat merapatnya kapal-kapal armada tersebut
diabadikan dengan nama Mangkang, yang artinya wangkangnya kapal, letaknya
sekitar 10km di sebelah barat kota Semarang. Karena Ong Keng Hong pemeluk
agama Islam, maka dikuburkan secara Islam di daerah Gedongwatu.
Setelah selesai upacara penguburan
lalu pelayaran muhibah besar tersebut dilanjutkan menuju ke pusat kerajaan Majapahit, tapi rupanya kemalangan masih
tetap mengikuti mereka, kapal-kapal terbawa arus ke arah timur dan dilanda angin topan disekitar perairan Masalembu,
maka sebagian banyak yang tenggelam, juga banyak yang hancur serta
perlengkapannya banyak yang terdampar di pantai sekitar pulau Jawa
dan Madura, seperti halnya : Jangkarnya
ada di Pati, piringnya ditemukan di pantai Kamal
yang kemudian diabadikan dengan nama Ujung Piring, tiangnya ditemukan di
perairan masuk Kabupaten Sumenep, itiknya banyak beterbangan di selat Kamal
maka bilamana kita naik perahu layar akan terdengar sayup-sayup suara itik
mengalun.
Dari kisah diatas bisa dipastikan,
bahwa beberapa tumbuhan "Cemara Udang" yang ada di perairan utara
Kabupaten Sumenep, merupakan hasil dari sisa-sisa bawaan prajurit-prajurit yang
terdampar di perairan Sumenep ketika dalam perjalanan ekspedisi muhibah
tersebut.
Wisatawan yang ingin bermalam di
pantai ini dapat mendirikan tenda di tepi pantai, sebab belum tersedia hotel di
sekitar pantai ini. Fasilitas penginapan yang ada, yaitu pondok-pondok alami
dari kayu, biasanya hanya diperuntukkan bagi peserta paket wisata dari agen
perjalanan tertentu. Apabila terpaksa harus menginap, wisatawan dapat
memperoleh jasa hotel di Kota Sumenep.
Di pantai ini telah tersedia kamar bilas bagi
para pengunjung untuk membersihkan badan sehabis bermain pasir atau berenang.
Jika ingin duduk-duduk santai, wisatawan dapat memanfaakan beberapa tempat
duduk atau warung-warung kecil di pinggir pantai yang menjual `es degan`
(kelapa muda) serta `rujak lontong` (rujak Madura). Di tengah teriknya
matahari, rujak lontong yang lezat, serta segarnya es degan sangat cocok untuk
dinikmati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar